Minggu, 01 Maret 2015

Ummu Kultsum

Ummu Kultsum bintu Uqbah bin Abi Muaith Al Umawiyah Al Quraisyah

wanita yang beruntung mendapatkan keutamaan dan ilmu. Ia termasuk wanita yang mula-mula masuk Islam, sejak Islam mulai bercahaya di Makkah. Ia termasuk salah seorang yang disaksikan oleh Alloh SWT sebagai wanita yang memiliki keimanan. Ia mendapatkan kehormatan sebagai shohabiah Rosululloh SAW. Dengan begitu, ia mendapatkan kehormatan yang sangat membanggakan. Lebih dari itu, Alloh telah menurunkan ayat Al Qur’an karena dirinya. Ayat yang akan terus dibaca hingga Alloh SWT mewarisi bumi dengan segala isinya.

Permulaan yang Semerbak

Ummu Kultsum memiliki kehormatan dan berbagai keutamaan yang sangat tinggi sejak cahaya Islam menerangi jiwanya. Ummu Kultsum juga pernah sholat menghadap kedua qiblat. Ia juga pernah berbai’at kepada Rosululloh SAW ketika di Makkah, sebelum beliau hijrah ke Madinah Al-Munawwaroh.

Ibunda Ummu Kultsum adalah Arwa bintu Kuraiz, yaitu salah seorang wanita yang memiliki andil besar di dalam sejarah Islam.

Ummu Kultsum adalah saudara seibu dari Ustman bin Affan RA. Lelaki ini merupakan salah seorang dari sepuluh orang yang dijamin masuk surga. Dia juga merupakan menantu Rosululloh SAW.

Saudara kandungnya bernama Al Walid dan Imaroh, keduanya anak Uqbah, yang masuk Islam ketika Fathu Makkah.

Ayahnya adalah Uqbah bin Abi Muaith Al Umawi, salah seorang dari para musuh Rosululloh SAW. Ia sangat kejam terhadap kaum Msulimin, bahkan ia sering menyiksa Rosululloh. Ia tertawan pada Perang Badar dan Rosululloh SAW memerintahkan agar ia dipenggal. Kepalanya dipenggal dalam keadaan kafir karena perbuatannya. Ummu Kultsum tak meneteskan air mata sedikitpun karena kematian ayahnya yang kafir itu. ini menunjukkan kepada keimanannya yang agung. Alloh SWT Maha Menguasai berbagai hal dalam diri makhluk-Nya karena Dialah yang mengeluarkan kehidupan dari sesuatu yang mati.

Wanita Pertama yang Berhijrah

Ketika terjadi hijrah ke Madinah, Ummu Kultsum tertahan di Makkah. Ia dilarang untuk bergabung dengan rombongan orang Islam yang berhijrah. Ia sabar menghadapi kejadian tersebut dalam waktu yang panjang. Ia berusaha bertahan dari berbagai siksaan di jalan Alloh SWT hingga Alloh memberinya izin untuk berhijrah. Dengan demikian, ia mendapatkan kehormatan dari Alloh Ta’ala. Demikian juga para wanita Muslimah yang penyabar lainnya.

Ibnu Abdi Al Barr Rahimalloh menyebutkan bahwa Ummu Kultsum belum memiliki kemungkinan untuk melakukan hijrah hingga tahun ke 7 Hijriah. Disebutkan bahwa dirinya adalah wanita pertama yang berhijrah. Ia berhijrah ketika terjadi Perjanjian Hudaibiah antara Rosululloh SAW dan kaum musyrikin Quraisy. Mereka mengambil janji dari Nabi SAW agar beliau mengembalikan kepada mereka orang yang datang sebagai seorang muslim. Dalam hal ini turunlah ayat Alloh SWT:
“Apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka.” (Al Mumtahanah:10).

Ketika Ummu Kultsum hendak berhijrah, ia dihalangi oleh kedua saudara laki-lakinya, Al Walid dan Imaroh. Alloh SWT melindunginya dengan Islam. Rosululloh SAWtidak melindunginya dari kedua saudaranya.

Hijrah Ummu Kultsum RA memiliki cerita yang menunjukkan bahwa Alloh SWT bersikap lembut dan menghormatinya. Berbagai referensi menceritakan bahwa ia berangkat dari Makkah seorang diri. Ia didampingi seorang laki-laki dari Khoza’ah hingga tiba di Madinah dengan berjalan kaki. Ada yang mengatakan bahwa ia tiba di Makkah dengan menunggang unta. Ia meninggalkan para pemuda dan orang tua dari keluarganya yang kebingungan dalam kegelapan, serta kelelahan dalam kebingungan.

Ibnu Sa’ad Rohimahulloh mengatakan, “Tak pernah kita melihat seorang wanita Quraisy yang berangkat dengan meninggalkan kedua orang tuanya sebagai wanita Muslimah untuk berhijrah kepada Alloh dan Rosul-Nya, selain Ummu Kultsum bintu Uqbah RA.

Ibu Orang-Orang Cerdas

Ummu Kultsum menempati posisi dan kedudukan yang sesuai di Madinah, di antara para wanita shohabiah yang lain. Rosululloh SAW selalu menghormati dan mengakui kejujuran keimanannya. Rosululloh pernah mengajaknya untuk bergabung dalam suatu peperangan guna mengobati para tentara Islam yang terluka, ia mendapatkan julukan “Anak Panah”.

Ia sangat serius dengan urusannya. Telah diriwayatkan bahwa ia dilamar oleh Az Zubair bin Al Awwam, Zaid bin Haritsah, Abdurrahman bin Auf, dan Amru bin Al Ash RA. Dia meminta pendapat saudara tirinya, Ustman bin Affan RA, ketika menghadapi masalah ini. Ustman akhirnya menyuruh wanita ini agar datang dan bertanya kepada Rosululloh SAW. Ia dating menghadap kepada Rosululloh, yang akhirnya menyuruhnya agar menikah dengan Zaid bin Haritsah. Beliau bersabda, “Menikahlah dengan Zaid bin Haritsah karena ia lebih baik untukmu.” Ia pun menikah dengan Zaid bin Haritsah. Pernikahan ini melahirkan Zaid dan Ruqoyyah.

Zaid syahid di Perang mu’tah. Setelah itu Ummu Kultsum menikah dengan Az Zubair sehingga melahirkan anak-anak yang bernama Zainab. Az Zubair adalah orang yang keras kepada wanita. Oleh karena itu, Ummu Kultsum meminta Az Zubair agar menceraikannya. Ia diceraikan oleh Az Zubair, kemudian menikah dengan Abdurrahman bin Auf RA sehingga melahirkan anak-anak yang bernama Ibrahim dan Humaid. Ketika Abdurrahman bin Auf wafat, ia menikah dengan Amru bin Al Ash RA hingga ia wafat ketika menjadi istrinya.

Anak-anak Ummu Kultsum RA adalah para ulama yang paling cerdas. Ulama yang paling terpuji dalam dunia ilmu pengetahuan dan sejarah Islam.

Perlu disebutkan bahwa shohabiah yang mulia ini wafat pada masa Kholifah Ali bin Abi Tholib RA.

Penulis, Pembaca, dan Perawi

Ummu Kultsum meriwayatkan 10 buah hadits dari Nabi SAW. Dari Ummu Kultsum berasal sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dalam kitab shohihnya. Para ahli hadits meriwayatkan darinya, kecuali Ibnu Majah. Kedua anaknya yang bernama Hamid dan Ibrahim bin Abdurrahman bin Auf juga meriwayatkan hadits darinya.

Ummu Kultsum memiliki kafaah ilmu, kecerdasan, dan kekuatan menghafal. Seorang wanita Quraisy yang menguasai baca dan tulis. Hal ini menjadi pembeda yang sangat jelas dengan wanita Quraisy lainnya.

Sebagian dari hasil riwayatnya adalah sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dengan sanadnya dari Humaid bin Abdurrohman bin Auf bahwa Ummu Kultsum bintu Uqbah bin Abi Muaith RA termasuk wanita yang mula-mula berhijrah dan berbai’at kepad Rosululloh SAW. Ia menyampaikan kabar bahwa dirinya mendengar Rosululloh SAW bersabda, “Bukanlah seorang pendusta orang yang memperbaiki hubungan antara masnusia, orang yang berkata baik, dan orang yang tumbuh di lingkungan yang baik.” (Diriwayatkan Muslim).

Inilah Ummu Kultsum bintu Uqbah, seorang wanita shohabiah yang sabar, berhijrah, dan Mukminah. Ia menghimpun berbagai keutamaan yang diabadikan. Semoga Alloh meridhoi dan memasukkannya ke dalam golongan orang-orang yang dijelaskan dalam firman-Nya berikut :
“Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Alloh). berada dalam surga kenikmatan.” (Al Waqiah:11-12).




UMMU KULTSUM BINTI ALI BIN ABI THALIB

Jika ada wanita yang dikelilingi ahli surga, Ummu Kultsum binti Ali bin Abu Thaliblah orangnya. Dia adalah cucu Rasulullah saw. Ayahnya termasuk assabiqunal awwalun(pemeluk agama Islam yang pertama). Ibunya adalah pemimpin wanita di surga, yakni putri Rasulullah saw, Fathimah ra. Sedang dua saudaranya, Hasan dan Husein adalah penghulu ahli surga.]




Keutamaan Ummu Kultsum sebagai wanita mulia keturunan Rasulullah, menarik hati Umar bin Khattab yang saat itu menjabat sebagai khalifah. Meski demikian, Ali sebagai ayah dari Ummu Kultsum tidak serta merta mengiyakan keinginan Umar tersebut. Saat Umar mengkhitbah Ummu Kultsum, Ali bertanya,” Apa yang kamu inginkan darinya?” Umar menjawab, “Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw bersabda, 'Semua sebab dan nasab akan terputus pada hari kiamat, kecuali sebabku dan nasabku sendiri'.”

            Menurut riwayat Abu Umar bin Abdul Barr, Umar berkata kepada Ali, “Nikahkanlah aku dengan Ummu Kultsum, karena aku melihat kemuliaan-kemuliaan pada dirinya yang tak terdapat pada orang lain.” Lalu Ali menjawab, “Aku telah menyerahkannya kepadamu jika kamu meridhainya dan aku telah menikahkanmu dengannya.”


            Umar menikahi Ummu Kultsum dengan mahar sebesar 40 ribu dirham (senilai dengan 64 miliar untuk ukuran saat ini) sebagai bentuk penghormatan padanya. Mereka dikaruniai 2 anak, Zaid dan Ruqayyah.


            Sebagai pendamping Amirul Mukminin, Ummu Kultsum senantiasa mendukung suaminya dalam mengayomi masyarakat. Dan salah satu peristiwa penting dialami Ummu Kultsum menjelang wafatnya Umar.
            Pada malam itu, sebagaimana biasa Umar melakukan ronda mengelilingi wilayahnya. Untuk memantau keadaan masyarakat, kalau-kalau ada orang yang kelaparan atau membutuhkan pertolongan. 


            Di pinggir kota Madinah, Umar bertemu dengan seorang Badui yang tengah gelisah di depan sebuah kemah. Dari dalam kemah terdengar rintihan seorang wanita. Bergegas Umar mendatangi Badui tersebut dan menanyakan apa yang sedang terjadi. Awalnya Badui itu menolak menjawab, namun karena Umar terus mendesak akhirnya Badui itu berkata bahwa istrinya sedang kesakitan karena mau melahirkan sementara tidak ada seorang pun yang menolongnya.


            Umar bergegas meninggalkan Badui itu dan pulang ke rumahnya. Ia menemui Ummu Kultsum dan berkata,” Apakah kamu ingin mendapat pahala yang Allah akan limpahkan kepadamu?” Ummu Kultsum menjawab dengan antusias, “Apa wujud kebaikan dan pahala tersebut wahai Umar?” Lalu Umar menjelaskan kondisi keluarga Badui yang baru ditemuinya sekaligus mengajak Ummu Kultsum untuk membantu persalinan wanita istri Badui tersebut. Ummu Kultsum bergegas menyiapkan peralatan untuk persalinan bayi dan Umar memanggul gandum serta membawa minyak samin.


            Sesampainya di sana, Ummu Kultsum bergegas masuk ke dalam kemah dan menolong wanita Badui melahirkan bayinya. Sementara itu Umar bergegas memasak makanan di luar kemah. Ketika bayi telah kahir, Ummu Kultsum secara spontan berseru dari dalam kemah: "Wahai Amirul Mukminin, sampaikan kepada temanmu itu bahwa ia dikaruniai anak laki-laki." Orang Badui dan istrinya pun kaget, tidak menyangka bahwa orang yang memasak untuk mereka adalah Amirul Mukminin. 


            Sepeninggal Umar, Ummu Kultsum menikah dengan sepupunya 'Aun bin Ja'far bin Abi Thalib sampai wafatnya ‘Aun, lalu ia menikah lagi dengan saudara dari 'Aun bin Ja'far, yaitu Muhammad bin Ja'far bin Abi Thalib. Setelah wafatnya suami ketiga ini, Ummu Kultsum pun menikah lagi dengan saudara dari dua suaminya ini yaitu 'Abdullah bin Ja'far bin Abi Thalib hingga Ummu Kultsum wafat.

1 komentar:

  1. Apakah Anda berpikir untuk mendapatkan bantuan keuangan, Apakah Anda serius membutuhkan pinjaman mendesak, Apakah Anda berpikir untuk memulai bisnis Anda sendiri, Anda berada di utang, ini adalah kesempatan Anda untuk mencapai keinginan Anda karena kami memberikan pinjaman pribadi, pinjaman bisnis, dan perusahaan pinjaman, dan semua jenis pinjaman pada tingkat bunga 2%, kami menjamin semua klien berharga kami bahwa mereka akan mendapatkan semua pinjaman masing-masing dan menjadi tahun baru dengan senyum di wajah mereka.
    Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi kami sekarang melalui email {} gloryloanfirm@gmail.com

    Informasi Peminjam:

    Nama Lengkap: _______________
    Negara: __________________
    Sex: ______________________
    Umur: ______________________
    Jumlah Pinjaman Dibutuhkan: _______
    Durasi Pinjaman: ____________
    Tujuan pinjaman: _____________
    Nomor Ponsel: ________

    gloryloanfirm@gmail.com
    Ibu Glory

    BalasHapus