Selasa, 23 Desember 2014

Keutamaan Surat Al-Fatihaah

Surat Al-Fatihah adalah surat yang amat masyhur, telah dikenal oleh seluruh kaum muslimin. Saking terkenalnya, terkadang sebagian kaum muslimin menyalahgunakannya, seperti membacanya untuk orang mati saat ziarah kubur, atau mengirimkan pahalanya kepada Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, Syaikh Abdul Qodir Al-Jailaniy, dan orang-orang yang telah mati. Semua ini tak ada contohnya dari Allah dan Rasul-Nya.
Surat Al-Fatihah amat masyhur, namun banyak di antara kita tak mengetahui fadhilah, dan keutamaannya. Padahal banyak sekali hadits-hadits yang menunjukkan keutamaannya, baik dari sisi kandungan atau kedudukannya di sisi Allah -Azza wa Jalla-. Diantara fadhilah dan keutamaan Surat Al-Fatihah:
Surat yang Paling Agung
Orang yang membaca Al-Fatihah akan mendapatkan balasan pahala yang besar di sisi Allah. Terlebih lagi jika ia membacanya dengan ikhlash, dan mentadabburi maknanya.
Abu Sa’id bin Al-Mu’allaa -radhiyallahu ‘anhu- berkata,
كُنْتُ أُصَلِّيْ فَدَعَانِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ أُجِبْهُ, قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنِّيْ كُنْتُ أُصَلِّيْ, قَالَ: أَلَمْ يَقُلِ اللهُ: (اسْتَجِيْبُوْا لِلّهِ وَلِلرَّسُوْلِ إِذَا دَعَاكُمْ), ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أُعَلِّمُكَ أَعْظَمَ سُوْرَةٍ فِي الْقُرْآنِ قَبْلَ أَنْ تَخْرُجَ مِنَ الْمَسْجِدِ؟. فَأَخَذَ بِيَدِيْ, فَلَمَّا أَرَدْنَا أَنْ نَخْرُجَ, قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ, إِنَّكَ قُلْتَ: لأُعَلِّمَنَّكَ أَعْظَمَ سُوْرَةٍ مِنْ الْقُرْآنِ. قَالَ: (الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ), هِيَ السَّبعُ الْمَثَانِيْ وَاْلقُرْآنُ الْعَظِيْمُ الَّذِيْ أُوْتِيْتَهُ
Dulu aku pernah sholat. Lalu Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- memanggilku. Namun aku tak memenuhi panggilan beliau. Aku katakan, “Wahai Rasulullah, tadi aku sholat“. Beliau bersabda, “Bukankah Allah berfirman,
“Penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu“. (QS. Al-Anfaal: 24).
Kemudian beliau bersabda, “Maukah engkau kuajarkan surat yang paling agung dalam Al-Qur’an sebelum engkau keluar dari masjid”?. Beliau pun memegang tanganku. Tatkala kami hendak keluar, maka aku katakan, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya tadi Anda bersabda, “Aku akan ajarkan kepadamu Surat yang paling agung dalam Al-Qur’an”. Beliau bersabda, “Alhamdulillahi Robbil alamin. Dia ( Surat Al-Fatihah) adalah tujuh ayat yang berulang-ulang, dan Al-Qur’an Al-Azhim yang diberikan kepadaku”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (4720), Abu Dawud dalam Sunan-nya (1458), dan An-Nasa’iy dalam Sunan-nya (913)]
Al-Imam Ibnu At-Tiin-rahimahullah- berkata saat menjelaskan makna hadits di atas, “Maknanya, bahwa pahalanya lebih agung (lebih besar) dibandingkan surat lainnya”. [Lihat Fathul Bari(8/158) karya Ibnu Hajar Al-Asqolaniy]
Surat Terbaik dalam Al – Qur’an
Surat Al-Fatihah merupakan surat terbaik, karena ia mengandung tauhid, ittiba’ (mengikuti) Sunnah, adab berdo’a, al-wala’ wal baro’, keimanan terhadap perkara gaib, dan lainnya.
Ibnu Jabir-radhiyallahu ‘anhu- berkata,
اِنْتَهَيْتُ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَدْ إِهْرَاقَ الْمَاءَ فَقُلْتُ السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ فَقُلْتُ: السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ فَقُلْتُ السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ فَانْطَلَقَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْشِيْ وَأَنَا خَلْفَهُ حَتَّى دَخَلَ عَلَى رَحْلِهِ وَدَخَلْتُ أَنَا الْمَسْجِدَ فَجَلَسْتُ كَئِيْبًا حَزِيْنًا فَخَرَجَ عَلَيَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ تَطَهَّرَ فَقَالَ : عَلَيْكَ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَ عَلَيْكَ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ و عَلَيْكَ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ ثُمَّ قَالَ اَلاَ أُخْبِرُكَ يَا عَبْدَ اللهِ بْنَ جَابِرٍ بِخَيْرِ سُوْرَةٍ فِيْ الْقُرْآنِ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: اِقْرَأْ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَتَّى تَخْتِمَهَا
Aku tiba kepada Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- , sedang beliau mengalirkan air. Aku berkata, “Assalamu alaika, wahai Rasulullah”. Maka beliau tak menjawab salamku (sebanyak 3 X). Kemudian Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- berjalan, sedang aku berada di belakangnya sampai beliau masuk ke kemahnya, dan aku masuk ke masjid sambil duduk dalam keadaan bersedih. Maka keluarlah Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- menemuiku, sedang beliau telah bersuci seraya bersabda, “Alaikas salam wa rahmatullah (3 kali)”. Kemudian beliau bersabda, “Wahai Abdullah bin Jabir, maukah kukabarkan kepadamu tentang sebaik-baik surat di dalam Al-Qur’an”. Aku katakan, “Mau ya Rasulullah”. Beliau bersabda, “Bacalah surat Alhamdulillahi Robbil alamin (yakni, Surat Al-Fatihah) sampai engkau menyelesaikannya“. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (4/177). Hadits ini di-hasan-kan oleh Al-Arna’uth dalam Takhrij Al-Musnad (no. 17633)]
Al – Fatihah adalah Al – Qur’an Al – Azhim
Surat Al-Fatihah dinamai oleh Allah dengan “Al-Qur’an Al-Azhim”, padahal Al-Qur’an Al-Azim bukan hanya Al-Fatihah, masih ada surat-surat lainnya yang berjumlah 11 3. Namun Allah -Azza wa Jalla- menamainya demikian karena kandungan Al-Fatihah meliputi segala perkara yang dikandung oleh Al-Qur’an Al-Azhim secara global. Wallahu A’lam bish showab.
Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
أُمُّ الْقُرْآنِ هِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِيْ وَالْقُرْآنُ الْعَظِيْمُ
Ummul Qur’an (yakni, Al-Fatihah) adalah tujuh ayat yang berulang-ulang, dan Al-Qur’an Al-Azhim“. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (4427), Abu Dawud dalam Sunan-nya (1457), dan At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (3124)]
Surat Ruqyah
Al-Qur’an seluruhnya bisa digunakan dalam meruqyah. Namun secara khusus Al-Fatihah pernah dipergunakan oleh para sahabat dalam meruqyah sebagian orang yang tergigit kalajengking. Dengan berkat pertolongan Allah, orang yang digigit kalajengking tersebut sembuh kala itu juga.
Sekarang kita dengarkan kisahnya dari sahabat Abu Sa’id Al-Khudriy -radhiyallahu ‘anhu- ketika beliau berkata,
انْطَلَقَ نَفَرٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ سَفْرَةٍ سَافَرُوْهَا حَتَّى نَزَلُوْا عَلَى حَيٍّ مِنْ أَحْيَاءِ الْعَرَبِ فَاسْتَضَافُوْهُمْ فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوْهُمْ فَلُدِغَ سَيِّدُ ذَلِكَ الْحَيِّ فَسَعَوْا لَهُ بِكُلِّ شَيْءٍ لاَ يَنْفَعُهُ شَيْءٌ فَقَالَ بَعْضُهُمْ: لَوْ أَتَيْتُمْ هَؤُلاَءِ الرَّهْطَ الَّذِيْنَ نَزَلُوْا لَعَلَّهُ أَنْ يَكُوْنَ عِنْدَ بَعْضِهِمْ شَيْءٌ فَأَتَوْهُمْ فَقَالُوْا: يَا أَيُّهَا الرَّهْطُ إِنَّ سَيِّدَنَا لُدِغَ وَسَعْيُنَا لَهُ بِكُلِّ شَيْءٍ لاَ يَنْفَعُهُ فَهَلْ عَنْدَ أَحَدٍ مِنْكُمْ مِنْ شَيْءٍ ؟ فَقَالَ بَعْضُهُمْ: نَعَمْ وَاللهِ إِنِّيْ لأَُرْقِي وَلَكِنْ وَاللهِ لَقَدْ اسْتَضَفْنَاكُمْ فَلَمْ تُضَيِّفُوْنَا فَمَا أَنَا بِرَاقٍ لَكُمْ حَتَّى تَجْعَلُوْا لَنَا جُعْلاً فَصَالَحُوْهُمْ عَلَى قَطِيْعٍ مِنَ الْغَنَمِ فَانْطَلَقَ يَتْفُلُ عَلَيْهِ وَيَقْرَأُ { الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ } . فَكَأَنَّمَا نُشِطَ مِنْ عِقَالٍ فَانْطَلَقَ يَمْشِي وَمَا بِهِ قَلَبَةٌ . قَالَ: فَأَوْفَوْهُمْ جُعْلَهُمُ الَّذِيْ صَالَحُوْهُمْ عَلَيْهِ فَقَالَ بَعْضُهُمْ: اقْسِمُوْا فَقَالَ الَّذِيْ رَقِيَ: لاَ تَفْعَلُوْا حَتَّى نَأْتِيّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَذْكُرَ لَهُ الَّذِيْ كَانَ فَنَنْظُرَ مَا يَأْمُرُنَا فَقَدِمُوْا عَلَى رَسُوْلِ اللهِ فَذَكَرُوْا لَهُ فَقَالَ: وَمَا يُدْرِيْكَ أَنَّهَا رُقْيَةٌ . ثُمَّ قَالَ: قَدْ أَصَبْتُمْ اقْسِمُوْا وَاضْرِبُوْا لِيْ مَعَكُمْ سَهْمًا . فَضَحِكَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
” Ada beberapa orang dari kalangan sahabat Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah berangkat dalam suatu perjalanan yang mereka lakukan sampai mereka singgah pada suatu perkampungan Arab. Mereka pun meminta jamuan kepada mereka. Tapi mereka enggan untuk menjamu mereka (para sahabat). Akhirnya, pemimpin suku itu digigit kalajengking. Mereka (orang-orang kampung itu) telah mengusahakan segala sesuatu untuknya. Namun semua itu tidak bermanfaat baginya. Sebagian diantara mereka berkata, “Bagaimana kalau kalian mendatangi rombongan (para sahabat) yang telah singgah. Barangkali ada sesuatu (yakni, obat) diantara mereka”.Orang-orang itu pun mendatangi para sahabat seraya berkata, “Wahai para rombongan, sesungguhnya pemimpin kami tersengat, dan kami telah melakukan segala usaha, tapi tidak memberikan manfaat kepadanya. Apakah ada sesuatu (obat) pada seorang diantara kalian?” Sebagian sahabat berkata, “Ya, ada. Demi Allah, sesungguhnya aku bisa me-ruqyah. Tapi demi Allah, kami telah meminta jamuan kepada kalian, namun kalian tak mau menjamu kami. Maka aku pun tak mau me-ruqyah kalian sampai kalian mau memberikan gaji kepada kami”. Merekapun menyetujui para sahabat dengan gaji berupa beberapa ekor kambing. Lalu seorang sahabat pergi (untuk me-ruqyah mereka) sambil memercikkan ludahnya kepada pimpinan suku tersebut, dan membaca, “Alhamdulillah Robbil alamin (yakni, Al-Fatihah)”. Seakan-akan orang itu terlepas dari ikatan. Maka mulailah ia berjalan, dan sama sekali tak ada lagi penyakit padanya. Dia (Abu Sa’id) berkata, “Mereka pun memberikan kepada para sahabat gaji yang telah mereka sepakati. Sebagian sahabat berkata, “Silakan bagi (kambingnya)”. Yang me-ruqyah berkata, “Janganlah kalian lakukan hal itu sampai kita mendatangi Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, lalu kita sebutkan kepada beliau tentang sesuatu yang terjadi. Kemudian kita lihat, apa yang beliau perintahkan kepada kita”. Mereka pun datang kepada Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- seraya menyebutkan hal itu kepada beliau. Maka beliau bersabda, “Apa yang memberitahukanmu bahwa Al-Fatihah adalah ruqyah?” Kemudian beliau bersabda lagi, “Kalian telah benar, silakan (kambingnya) dibagi. Berikan aku bagian bersama kalian”. Lalu Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- tertawa“. [HR. Al-Bukhoriy (2156), Muslim (2201)]
Al-Imam Ibnu Abi Jamroh-rahimahullah- berkata, “Tempat memercikkan ludah ketika me-ruqyah adalah usai membaca Al-Qur’an pada anggota badan yang dilalui oleh ludah”. [Lihat Tuhfah Al-Ahwadziy (9/206)]
Cahaya Untuk Ummat Islam
Satu lagi diantara fadhilah Al-Fatihah, ia disebut dengan cahaya, karena di dalamnya terdapat petunjuk bagi seorang muslim dalam semua urusannya. Jika kita mengkaji Al-Fatihah secara mendalam, maka kita akan mendapat banyak faedah dan petunjuk. Oleh karena itu, sebagian ulama’ telah menulis kitab khusus menafsirkan Al-Fatihah dan mengeluarkan mutiara hikmahnya yang berisi pelita yang menerangi kehidupan kita.
Ibnu Abbas -radhiyallahu ‘anhu- berkata,
بَيْنَمَا جِبْرِيْلُ قَاعِدٌ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَمِعَ نَقِيْضًا مِنْ فَوْقِهِ فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ: هَذَا بَابٌ مِنَ السَّمَاءِ فُتِحَ الْيَوْمَ لَمْ يُفْتَحْ قَطُّ إِلاَّ الْيَوْمَ فَنَزَلَ مِنْهُ مَلَكٌ فَقَالَ: هَذَا مَلَكٌ نَزَلَ إِلَى اْلأَرْضِ لَمْ يَنْزِلُ قَطُّ إِلاَّ الْيَوْمَ فَسَلَّمَ وَقَالَ: أَبْشِرْ بِنُوْرَيْنِ أُوْتِيْتَهُمَا لَمْ يُؤْتَهُمَا نَبِيٌّ قَبْلَكَ: فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَخَوَاتِيْمَ سُوْرَةِ الْبَقَرَةِ لَنْ تَقْرَأَ بِحَرْفٍ مِنْهُمَا إِلاَّ أُعْطِيْتَهُ
Tatkala Jibril duduk di sisi Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- , maka ia mendengarkan suara (seperti suara pintu saat terbuka) dari atasnya. Maka ia (Jibril) mengangkat kepalanya seraya berkata, “Ini adalah pintu di langit yang baru dibuka pada hari ini; belum pernah terbuka sama sekali, kecuali pada hari ini”. Lalu turunlah dari pintu itu seorang malaikat seraya Jibril berkata, “Ini adalah malaikat yang turun ke bumi; ia sama sekali belum pernah turun, kecuali pada hari ini”. Malaikat itu pun memberi salam seraya berkata, “Bergembiralah dengan dua cahaya yang diberikan kepadamu; belum pernah diberikan kepada seorang nabi sebelummu, yaitu Fatihatul Kitab, dan ayat-ayat penutup Surat Al-Baqoroh. Tidaklah engkau membaca sebuah huruf dari keduanya, kecuali engkau akan diberi“. [HR. Muslim dalam Shahih-nya (806), dan An-Nasa’iy (912)]
Penentu Sholat
Al-Fatihah adalah kewajiban bagi setiap orang yang mengerjakan sholat, baik ia imam, makmum, atau pun munfarid (sholat sendiri). Barangsiapa yang tak membacanya, maka sholatnya tak sah.
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
مَنْ صَلَّى صَلاَةً لَمْ يَقْرَأْ فِيْهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ فَهِيَ خِدَاجٌ ثَلاَثًا غَيْرُ تَمَامٍ فَقِيْلَ لِأَبِيْ هُرَيْرَةَ: إِنَّا نَكُوْنُ وَرَاءَ اْلإِمَامِ فَقَالَ: اِقْرَأْ بِهَا فِيْ نَفْسِكَ فَإِنِّيْ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: قَالَ اللهُ تَعَالَى: قَسَّمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِيْ وَبَيْنَ عَبْدِيْ نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِيْ مَا سَأَلَ
Barangsiapa yang melakukan sholat, sedang ia tak membaca Ummul Qur’an (Al-Fatihah) di dalamnya, maka sholatnya kurang (3X), tidak sempurna”. Abu Hurairah ditanya, “Bagaimana kalau kami di belakang imam”. Beliau berkata, “Bacalah pada dirimu (yakni, secara sirr/pelan), karena sungguh aku telah mendengar Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Allah -Ta’ala- berfirman, “Aku telah membagi Sholat (yakni, Al-Fatihah) antara Aku dengan hamba-Ku setengah, dan hamba-Ku akan mendapatkan sesuatu yang ia minta”. [HR. Muslim (395), Abu Dawud (821), At-Tirmidziy (2953), An-Nasa’iy (909), dan Ibnu Majah (838)]
Abu Zakariya An-Nawawiy-rahimahullah- berkata, “Al-Fatihah dinamai sholat, karena sholat tak sah, kecuali bersama Al-Fatihah“. [Lihat Syarh Shohih Muslim (2/127)]
Inilah beberapa diantara keutamaan Al-Fatihah, kami sajikan bagi para khotib, da’i, penuntut ilmu, dan seluruh kaum muslimin agar mereka tahu dan mengamalkan hadits-hadits shohih ini, dan menyebarkannya, tanpa berpegang lagi dengan hadits-hadits lemah dan palsu tentang fadhilah Al-Fatihah.

Ketahuilah Dimana Allah Dengan 4 Dalil, Bacalah Wahai Kaum Muslimin...!

Ana pernah bertemu dengan Orang Jama'ah Tabligh dimasjid tempat biasa ana shalat Berjama'ah. Selesai shalat salah satu dari mereka mendatangiku dan menasehatiku dg berbagaimacam nasehat (cerita), waktu itu ana diam saja. Setelah orang itu puas memberiku nasehat (cerita) baru ana bertanya, bolehkah ana bertanya 1 pertanyaan saja, kalau saudara bisa menjawabnya dengar benar maka akan aku ikuti semua nasehat yg tadi anda berikan. Silahkan-silahkan, jawabnya. Ana mau bertanya DIMANAKAH ALLAH???, setelah mendengar pertanyaanku si Da'i tsb langsung menjawab, ALLAH ADA DIMANA2. Ana tanya tolong sebutkan 1 dalil saja. si Da'i itu langsung berubah mukanya nampak kebingungan, dan akhirnya ia menjawab saya nggak hafal dalilnya. Terus ana bilang, bukan nggak hafal dalilnya, memang nggak ada dalilnya, karena jawaban saudara ini SALAH.

Inilah sekelumit peristiwa yang pernah ana alami, padahal kalau kita lihat dari penampilan mereka Masya Allah, ibadahnya Rajin, Dakwahnya tak kenal lelah tapi semuanya sia-sia karena mereka beramal tidak diatas ilmu.
Permasalahan yang pokok yaitu TAUHID saja mereka tidak mengetahuinya.
Maka dari itu ketahuilah bahwa seyogyanya seorang mukmin yang terlebih dahulu diketahui/diilmui adalah masalah TAUHID dulu, karena ini merupakan inti Dakwah para Rasul.
Dibawah ini ana sampaikan dalil2 yang seharusnya kaum muslimin mengetahui tentang DIMANAKAH ALLAH, bukan hanya tahu dari Cerita-cerita atau dari kabar burung.

Inilah Pembahasannya:
1. Dalil Al Qur’an
Allah Ta’ala dalam Al Qur’anul Karim banyak sekali mensifati diri-Nya berada di atas Arsyyaitu di atas langit. Allah Ta’alaberfirman yang artinya:
“Allah Yang Maha Pemurah bersemayam di atas Arsy (QS. Thaha: 5)
Ayat ini jelas dan tegas menerangkan bahwa Allah bersemayam di atas Arsy. Allah Ta’alajuga berfirman yang artinya:
“Apakah kamu merasa aman terhadap Dzat yang di langit (yaitu Allah) kalau Dia hendak menjungkir-balikkan bumi beserta kamu sekalian sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang” (QS. Al Mulk: 16)
Juga ayat lain yang artinya:
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik kepada Rabb-Nya dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun” (QS. Al-Ma’arij: 4).
Ayat pun ini menunjukkan ketinggian Allah.
2. Dalil hadits
Dalam hadits Mu’awiyah bin Hakam, bahwa ia berniat membebaskan seorang budak wanita sebagai kafarah. Lalu ia bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menguji budak wanita tersebut. Beliau bertanya: “Dimanakah Allah?”, maka ia menjawab: “ Di atas langit”, beliau bertanya lagi:“Siapa aku?”, maka ia menjawab: “Anda utusan Allah”. Lalu beliau bersabda: “Bebaskanlah ia karena ia seorang yang beriman” (HR. Muslim).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda yang artinya:
“Setelah selesai menciptakan makhluk-Nya, di atas Arsy Allah menulis, ‘Sesungguhnya rahmat-Ku mendahului murka-Ku’ ” (HR. Bukhari-Muslim)
3. Dalil akal
Syaikh Muhammad Al Utsaimin berkata: “Akal seorang muslim yang jernih akan mengakui bahwa Allah memiliki sifat sempurna dan maha suci dari segala kekurangan. Dan ‘Uluw(Maha Tinggi) adalah sifat sempurna dari Suflun (rendah). Maka jelaslah bahwa Allah pasti memiliki sifat sempurna tersebut yaitu sifat ‘Uluw (Maha Tinggi)”. (Qowaaidul Mutslaa,Bab Syubuhaat Wa Jawaabu ‘anha)
4. Dalil fitrah
Perhatikanlah orang yang berdoa, atau orang yang berada dalam ketakutan, kemana ia akan menengadahkan tangannya untuk berdoa dan memohon pertolongan? Bahkan seseorang yang tidak belajar agama pun, karena fitrohnya, akan menengadahkan tangan dan pandangan ke atas langit untuk memohon kepada Allah Ta’ala, bukan ke kiri, ke kanan, ke bawah atau yang lain.
Namun perlu digaris bawahi bahwa pemahaman yang benar adalah meyakini bahwa Allah bersemayam di atas Arsytanpa mendeskripsikan cara Allah bersemayam. Tidak boleh kita membayangkan Allah bersemayam di atas Arsydengan duduk bersila atau dengan bersandar atau semacamnya. Karena Allah tidak serupa dengan makhluknya. AllahTa’alaberfirman yang artinya:
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Allah” (QS. Asy Syura: 11)
Maka kewajiban kita adalah meyakini bahwa Allah berada di atas Arsy yang berada di atas langit sesuai yang dijelaskan Qur’an dan Sunnah tanpa mendeskripsikan atau mempertanyakan kaifiyah (tata cara) –nya. Imam Malik pernah ditanya dalam majelisnya tentang bagaimana caranya Allah bersemayam? Maka beliau menjawab: “Bagaimana caranya itu tidak pernah disebutkan (dalam Qur’an dan Sunnah), sedangkan istawa(bersemayam) itu sudah jelas maknanya, menanyakan tentang bagaimananya adalah bid’ah, dan saya memandang kamu (penanya) sebagai orang yang menyimpang, kemudian memerintahkan si penanya keluar dari majelis”. (Dinukil dari terjemahAqidah Salaf Ashabil Hadits).

Kematian Hati

Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya. Banyak orang cepat datang ke shaf shalat layaknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi. Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan tuhannya. Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada izin untuk berhenti hanya pada ilmu. Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang Allah berikan. Tanpa itu alangkah besar kemurkaan Allah atasmu.

Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap ditingkah rintih istighfar, kecupak air wudhu di dingin malam, lapar perut karena shaum atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang.

Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa. Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih, bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri.

As-shiddiq Abu Bakar Ra. Selalu gemetar saat dipuji orang. "Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidaktahuan mereka," ucapnya lirih.

Ada orang bekerja keras dengan mengorbankan begitu banyak harta dan dana, lalu ia lupakan semua itu dan tak pernah mengenangnya lagi. Ada orang beramal besar dan selalu mengingat-ingatnya, bahkan sebagian menyebut-nyebutnya kepada khalayak. Ada orang beramal sedikit dan mengklaim amalnya sangat banyak. Dan ada orang yang sama sekali tak pernah beramal, lalu merasa banyak amal dan menyalahkan banyak orang karena kekurangan atau ketidaksesuaian amal mereka dengan ambisi pribadinya, atau tidak mau kalah atau tertinggal di belakang para pejuang. Mereka telah menukar kerja dan kata.

Dimana kau letakkan dirimu? Saat kecil, engkau begitu takut gelap, suara dan segala yang asing. Begitu kerap engkau bergetar dan takut, sampai sesudah pengalaman dan ilmu makin bertambah, engkaupun berani tampil di depan seorang kaisar tanpa rasa gentar. Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu sehingga getarannya tak terasa lagi saat obyek ma'siat menggodamu dan engkau menikmatinya? Malu kepada Allah dan hati nurani tak ada lagi.

Malam-malam berharga berlalu tanpa satu rakaatpun kau kerjakan. Usia berkurang banyak tanpa jenjang kedewasaan ruhani bertambah tinggi. Rasa malu kepada Allah, dimana kau kubur dia?

Di luar sana rasa malu tak punya harga. Mereka jual diri secara terbuka lewat layar kaca, sampul majalah atau bahkan melalui penawaran langsung. 228.000 remaja mengidap putau. Dari 1500 responden usia SMP & SMU 25% mengaku telah berzina dan hampir separuhnya setuju remaja berhubungan seks di luar nikah asal jangan perkosaan, walaupun pada saatnya mereka memperkosa.

Dan masyarakat memanjakan mereka, karena "mereka masih d ibawah usia." Mungkin engkau mulai berfikir, "Jamaklah, bila aku main mata dengan aktifis perempuan --bila engkau laki-laki atau sebaliknya (akhi dan ukhti)-- dicelah-celah rapat atau berdialog dalam jarak sangat dekat atau bertelepon dengan menambah waktu sekedar melepas kejenuhan dengan canda jarak jauh." Betapa jamaknya 'dosa kecil' itu dalam hatimu. Kemana getarannya yang gelisah dan terluka dulu, saat "TV Thaghut" menyiarkan segala "kesombongan jahiliyah dan maksiat?"

Saat engkau mau muntah melihat laki-laki berpakaian perempuan, karena kau sangat percaya kepada ustadzmu yang mengatakan, "Jika Allah melaknat laki-laki berbusana perempuan dan perempuan berpakaian laki-laki, apa tertawa riang menonton akting mereka tidak dilaknat?" Ataukah taqwa berlaku saat berkumpul bersama dan yang paling tinggi berteriak "Ini tidak islami" berarti ia paling islami, lalu sesudah itu urusan kesendirian tingga llah antara engkau dengan lamunanmu, tak ada Allah disana?

Sekarang kau telah jadi kader hebat. Tidak lagi malu-malu tampil. Justru engkau sangat malu untuk menahan tanganmu dari jabatan tangan lembut lawan jenismu yang muda dan segar. Kau yang tak mampu melawan berontak hatimu untuk tidak makan berdiri di tengah suatu resepsi mewah. Berbisiklah syaithanmu: "Jika kau duduk di lantai atau di kursi malam ini citra da'wah akan ternoda." Seakan engkau-lah pemilik da'wah ini.

Lupakah kau, jika bidikanmu ke sasaran tembak meleset 1 milimeter, maka pada jarak 300 meter dia tidak melenceng 1 milimeter. Begitu jauhnya inhiraf di kalangan awam, tak lain karena para elitenya telah salah melangkah lebih dulu. Siapa yang mau menghormati ummat yang "kiayi"-nya membayar beberapa ratus ribu kepada seorang perempuan yang beberapa menit sebelumnya ia setubuhi, lalu dengan enteng mengatakan, "Itu maharku, Allah waliku dan malaikat itu saksiku," dan sesudah itu segalanya selesai, berlalu tanpa rasa bersalah? Siapa yang akan memandang ummat yang da'inya berpose lekat dengan seorang perempuan muda artis penyanyi lalu mengatakan, "Ini anakku, karena kedudukan guru dalam Islam seperti ayah, bahkan lebih dekat lagi."

Akankah engkau juga menambah barisan kebingungan ummat lalu mendaftar diri sebagai 'alimullisan (alim di lidah)? Apa kau fikir sesudah semua kedangkalan ini kau masih aman dari kemungkinan jatuh ke lembah yang sama? Apa beda seorang remaja yang menzinai teman sekolahnya dengan seorang alim yang merayu rekan perempuan dalam organisasinya? Kau andalkan penghormatan masyarakat awam karena statusmu lalu kau serang maksiat masyarakat awam? Bukankah ini mengkomersilkan kekurangan masyarakat? Koruptor macam apa engkau ini? Semoga ini tak terjadi pada dirimu, karena kafilah yang pernah berlalu tak sunyi dari peruntuh bangunan yang dibina dengan susah payah.

Pernah kau lihat sepasang mami dan papi dengan anak remaja mereka. Tengoklah langkah mereka di mal. Betapa besar sumbangan mereka kepada Amerika dan Zionis dengan banyak-banyak mengkonsumsi produk makanan mereka, semata-mata karena nuansa "westernnya." Engkau akan menjadi faqih pedebat yang tangguh saat engkau tenggak minuman halal itu, dengan perasaan "lihatlah, betapa Amerikanya aku". Memang, soalnya bukan Amerika atau bukan Amerika, melainkan apakah engkau punya harga diri.

Mahatma Ghandi memimpin perjuangan kemerdekaan India dengan kain tenunan bangsa sendiri atau terompah lokal yang tak bermerk. Namun setiap ia menoleh kekanan, maka 300 juta rakyat India menoleh ke kanan. Bila ia tidur di rel kereta api, maka 300 juta rakyat India akan ikut tidur disana. Bila ia minta bangsanya mendongakkan kepala dengan bangga, maka 300 juta bangsa India akan tegak, walaupun tulang punggung mereka tak kuat lagi berdiri karena lapar dan kurang gizi.

Kini datang "pemimpin" ummat, ingin mengatrol harga diri dan gengsi ummat dengan pameran mobil dan rumah mewah serta hidup di tengah gemerlap kehidupan selebritis. Saat fatwa digenderangkan, ummat tak lagi punya kemauan untuk mendengar. "Engkau adalah penyanyi bayaranku dengan uang yang kukumpulkan susah payah. Bila aku bosan aku bisa panggil penyanyi lain yang kicaunya lebih memenuhi seleraku?"

Perbandingan Dahsyatnya Neraka dan Indahnya Surga

Dahsyatnya Neraka

 
Kita tidak akan sanggup membayangkan dan menggambarkan dahsyatnya siksa neraka. Sebab siksa di neraka belum pernah didengar, dilihat, dan terlintas di benak manusia. Tidak akan ada seorang pun yang bisa menjelaskannya dengan penjelasan yang nyata kecuali jika dia benar-benar telah mengalaminya.

Tentang panghuni neraka yang paling ringan siksanya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallammengabarkan:
«إِنَّ أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَرَجُلٌ تُوضَعُ فِى أَخْمَصِ قَدَمَيْهِ جَمْرَةٌ يَغْلِى مِنْهَا دِمَاغُهُ»
“Sesungguhnya penduduk neraka yang paling ringan siksanya pada hari Kiamat adalah seseorang yang diletakkan di kedua telapak kakinya batu baru yang menyebabkan otaknya mendidih.” [Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih al-Bukhari (no. 6561) dan Shahih Muslim(no. 213) dari an-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu]

Di antara manusia yang mendapat azab ini adalah paman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamAbu Thalib bin Abdul Muththalib.
قَالَ الْعَبَّاسُ بْنُ عَبْدِالْمُطَّلِبِ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا أَغْنَيْتَ عَنْ عَمِّكَ فَإِنَّهُ كَانَ يَحُوطُكَ وَيَغْضَبُ لَكَ؟ قَالَ: «هُوَ فِي ضَحْضَاحٍ مِنْ نَارٍ وَلَوْلاَ أَنَا لَكَانَ فِي الدَّرَكِ الأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ»
Al-Abbas bin Abdul Muththalib berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Apa yang bisa Anda berikan kepada paman Anda. Sungguh dia telah membela Anda dan marah demi Anda.” Beliau menjawab, “Dia berada di tepi neraka. Seandainya bukan karena aku, niscanya dia akan berada di kerak neraka yang paling dalam.” [Muttafaqun ‘Alaihi:Shahih al-Bukhari (no. 3883) dan Shahih Muslim (no. 209)]

Ini adalah siksa paling ringan penghuni neraka. Maka, akal kita tidak akan sampai untuk membayangkan siksa-siksa neraka lainnya karena saking dahsyatnya. Siksa pada hari itu belum pernah dilakukan oleh makhluk manapun sebelumnya. Allah Yang Maha Adil berfirman:
(( فَيَوْمَئِذٍ لَا يُعَذِّبُ عَذَابَهُ أَحَدٌ (٢٥) وَلَا يُوثِقُ وَثَاقَهُ أَحَدٌ ))
“Maka pada hari itu tidak ada seorang pun yang menyiksa sebagaimana siksaan-Nya. Dan tidak pula seorang pun membelenggu seperti belenggu-Nya.” [QS. Al-Fajr [89]: 25-26]

Indahnya Surga

 
Sebagaimana dahsyatnya neraka yang tidak bisa dibayangkan, begitupula indahnya surga. Mari kita mendengar penuturan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamtentang penghuni surga yang paling rendah kedudukannya.
قَالَ عَبْدُاللَّهِ بْنُ مَسْعُوْدٍ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ: قَالَ النَّبِىُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنِّى لأَعْلَمُ آخِرَ أَهْلِ النَّارِ خُرُوجًا مِنْهَا، وَآخِرَ أَهْلِ الْجَنَّةِ دُخُولاً، رَجُلٌ يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ كَبْوًا، فَيَقُولُ اللَّهُ: اذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّة! فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلأَى، فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ: يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلأَى، فَيَقُولُ: اذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ! فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلأَى. فَيَقُولُ: يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلأَى، فَيَقُولُ: اذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ! فَإِنَّ لَكَ مِثْلَ الدُّنْيَا وَعَشَرَةَ أَمْثَالِهَا -أَوْ إِنَّ لَكَ مِثْلَ عَشَرَةِ أَمْثَالِ الدُّنْيَا-  فَيَقُولُ: تَسْخَرُ مِنِّى -أَوْ تَضْحَكُ مِنِّى- وَأَنْتَ الْمَلِكُ» فَلَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَحِكَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ، وَكَانَ يُقَالُ ذَلِكَ أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً.
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, ‘Sungguh aku benar-benar mengetahui penghuni neraka yang paling terakhir keluar darinya dan penduduk surga yang paling terakhir masuk, yaitu seseorang yang masuk ke neraka dalam keadaan merangkak. Lalu Allah berfirman, ‘Pergi dan masuklah ke surga!’ Lalu dia mendatangi surga lalu terkesan baginya bahwa surga telah penuh lalu dia pun kembali dan berkata, ‘Ya Rabb, aku mendapatinya telah penuh.’ Lalu Allah berfirman, ‘Pergilah dan masuklah ke surga!’ Lalu dia mendatangi surga lalu terkesan baginya bahwa surga telah penuh lalu dia pun kembali dan berkata, ‘Ya Rabb, aku mendapainya telah penuh.’ Lalu Allah berfirman, ‘Pergi dan masuklah ke surga! Engkau mendapatkan seperti dunia dan sepuluh kali lipatnya –atau engkau mendapatkan sepuluh kali lipat dunia–. Lalu dia berkata, ‘Apakah Engkau mengejekku? –atau Engkau menertawakanku?– padahal Engkau adalah Raja.’’ Sungguh saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa hingga tampak gigi grahamnya. Dia adalah lelaki yang paling rendah tingkatannya di surga.” [Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih al-Bukhari (no. 6571) dan Shahih Muslim (no. 186)]

Para ahli arsitektur dan pemerhati lingkungan sepakat bahwa keindahan suatu tempat itu akan sempurna jika terdapat pohon-pohon yang rindang dan sungai-sungai yang mengalir. Allah Yang Mahaindah menjadikan surga di dalamnya sungai-sungai, pohon yang rindang, dan kemah-kemah untuk menyempurnakan keindahannya.
Tentang sungai surga, Allah Ta’ala mengabarkan:
(( مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى وَلَهُمْ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ ))
“Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa, di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring, dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka.” [QS. Muhammad [47]: 15]

Tentang pohon surga, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan:
«إِنَّ فِى الْجَنَّةِ لَشَجَرَةً يَسِيْرُ الرَّاكِبُ فِى ظِلِّهَا مِائَةَ عَامٍ لاَ يَقْطَعُهَا»
“Sesungguhnya di surga terdapat sebuah pohon yang dilalui seorang pengendara di bawah naungannya selama seratus tahun, tetapi belum bisa melintasinya.” [Muttafaqun ‘Alaihi:Shahih al-Bukhari (no. 3251) dan Shahih Muslim (no. 2826) dari Anas bin Malikradhiyallahu ‘anhu]

Tentang kemah surga, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan:
«الْخَيْمَةُ دُرَّةٌ مُجَوَّفَةٌ، طُوْلُهَا فِى السَّمَاءِ ثَلاَثُونَ مِيْلاً، فِى كُلِّ زَاوِيَةٍ مِنْهَا لِلْمُؤْمِنِ أَهْلٌ لاَ يَرَاهُمُ الآخَرُونَ»
“Kemah surga bentuknya bulat berongga. Panjangnya menjulang tiga puluh mil ke langit. Di setiap sudutnya ada sebuah keluarga bagi orang mukmin yang tidak terlihat oleh yang lain.” [Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih al-Bukhari (no. 3243) dan Shahih Muslim (no. 2838) dari Abu Musa al-‘Asyari radhiyallahu ‘anhu]

Apa yang dikabarkan Allah berupa nama-nama yang ada di surga hanyalah sebuah nama dan hakikatnya jauh melebihi apa yang dibayangkan manusia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«قَالَ اللَّهُ: أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيْ الصَّالِحِيْنَ مَا لاَ عَيْنَ رَأَتْ وَلاَ أُذُنَ سَمِعَتْ وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ، فَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ: (( فَلاَ تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ ))»
“Allah berfirman, ‘Aku telah menyediakan bagi hamba-hamba-Ku yang shalih apa yang tidak pernah dilihat mata, didengar telinga, dan terbesit di hati manusia.’ Bacalah jika kalian mau, ‘Maka, tidak ada seorang pun yang mengetahui apa yang disembunyikan bagi mereka berupa pemandangan yang menyejukkan mata.’” [Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih al-Bukhari (no. 3244) dan Shahih Muslim (no. 2824) dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu]

Demikian penjelasan singkat mengenai perbandingan dahsyatnya neraka dan indahnya surga. Semoga tulisan yang sederhana ini bisa menjadikan kita semakin rindu kepada surga dan semakin takut kepada neraka, dengan seizin Rabb kita. Penulis memohon kepada Rabb yang kita sembah tanpa pernah kita melihat-Nya agar menjadikan kita termasuk penghuni surga-Nya dan menjauhkan kita dari neraka-Nya. Sungguh Rabb kita Maha Pengabul.

Selasa, 09 Desember 2014

TERAPI VMJ

Bismillah…

Bergerak dari rasa kepedulian dan keprihatianan,
melihat fenomena yang terjadi saat ini, dimana maksiat sudah dianggap sebagai
hal yang lumrah. Bahkan sebagian orang menganggap hal demikian adalah hal yang
naluriyah, “jadi ya…ga munafik juga, itu manusiawi!” begitu tanggapan salah
seorang mahasiswa universitas ternama di Indonesia. Yap.. pembahasan yang akan
diulas kali ini tidak jauh dari “virus merah jambu”.


Virus merah jambu atau yang sering kita sebut
“cinta” adalah hal yang tak akan habis-habisnya untuk dibahas. Setiap orang
pasti pernah merasakan cinta, setiap orang ingin nyinta dan dicinta. Dan
sebagian orang ada yang menjadikan cinta sebagai berhala. Naudzubillah.


Islam tidak pernah melarang siapapun untuk jatuh
cinta, karna segala yang ada dalam dunia ini merupakan cerminan cinta Allah
yang Maha Mencintai, mencintai makhluqnya sehingga Allah jadikan alam semesta
ini dengan kesempurnaan dan sebaik-baiknya penciptaan. Namun bagaimana dengan
perasaan cinta kepada lawan jenis yang sering kali melanda hati manusia ???


Tidak ada larangan, dan itulah fitroh manusia.
Bahkan Fatimah putri kesayangan Nabi Muhammad pun telah jatuh cinta kepada Ali
bin Abi Tholib saat pertama kali bertemu juga Zulaikha yang tergila-gila pada
Nabi Yusuf karna pesona ketampanan Nabi Yusuf yang luarbiasa. Maka dari itu
fenomena cinta ini merupakan hal yang naluriyah, saya tegaskan kembali bahwa
adanya perasaan cinta dalam diri manusia itulah yang naluriyah. Akan tetapi
tidak jarang orang yang salah dalam menindak lanjuti perasaan naluriyah ini
sehingga kemuliaan cinta yang awalnya bersifat manusiawi kini berubah menjadi
hewani.


Mengapa demikian ? Fenomenanya, ketertarikan
dengan lawan jenis ini dilanjutkan dengan tindakan-tindakan yang bertentangan
dengan ajaran agama kita, islam. Bahkan bagi mereka yang menjalaninya
menganggap bahwa “pacaran” hukumnya sah-sah saja dan manusiawi. Kembali pada
perintah yang jelas tertulis dalam kitab suci Al-Qur’an, bahwasanya Allah
berfirman :


“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya
zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”
(QS.Al-Isra : 32 )


Dalam ayat ini memang tidak secara langsung
menegaskan bahwa pacaran itu dilarang, namun pada realitas yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari pacaran merupakan pintu gerbang yang paling mudah untuk
memasuki jurang perzinahan. maka sangatlah pantas jika pacaran dikategorikan
sebagai implementasi perzinahan, bahkan menurut teori psikoseksual pacaran
merupakan salah satu bentuk pelampiasan seksual.


Ini berarti pengkategorian pacaran sebagai salah satu
bentuk perzinahan telah dibenarkan oleh teori-teori yang ada, karena faktanya
orang yang menjalani pacaran sangat jarang terhindar dari aktivitas: saling
bersentuhan, saling memandang, berkhalwat (berdua-duan), bermanja-manja /
melembutkan suara bagi perempuan. Padahal dalil-dalil yang melarang
aktifitas-aktifitas di atas sudah cukup jelas. Mengenai aktifitas saling
bersentuhan, Nabi Muhammad Saw bersabda :


 “Kepala
salah seorang ditusuk dengan jarum dari besi itu lebih baik baginya daripada
menyentuh wanita yang tidak halal baginya.”(HR. Ath-Thabarani dalam Al-Kabir
20/210 dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu, lihat Ash-Shahihah no. 226)


Ini berarti kepala sesorang yang ditusuk dengan
jarum besi saja merupakan hal lebih baik daripada sesorang menyentuh wanita
yang bukan mukhrim, lantas bagaimana hukuman bagi orang yang saling bersentuhan
(dengan kesengajaan) ? Wallahu a’lam. Yang pasti Nabi Muhammad saw telah
memberikan peringatan keras dalam hadits tersebut.


Kemudian disusul dengan aktivitas saling
memandang. Al-Qur’an sangat jelas memerintahkan baik laki-laki maupun perempuan
untuk saling menundukkan pandangan, dalam Surat An-Nisa ayat 30-31, Allah
berfirman :


Katakanlah kepada laki-laki yang beriman:
“Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang
demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang mereka perbuat”.(An-Nissa : 30)


Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya……” (An-Nissa
: 31)


Namun pada kenyataannya, aktivis pacaran tidak
akan memperdulikan perintah agung ini.


dalam riwayat lain
Dari Buraidah radliyallaahu ‘anhu, bahwasannya Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wasallam bersabda :


يَا عِلِيُّ، لَا تُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ، فَإِنَّ لَكَ الْأُولَى وَلَيْسَتْ لَكَ الآخِرَةُ


“Wahai
‘Ali, janganlah kamu mengikutkan pandangan dengan pandangan. Sesungguhnya
bagimu hanyalah pandangan yang pertama, dan bukan yang setelahnya”.


Artinya bahwa pandangan yang pertama adalah
pandangan tiba-tiba tanpa kesengajaan, maka adanya pandangan pertama itu
diampuni, tanpa dosa. Namun tidak boleh melanjutkan pandangan dengan pandangan
yang kedua yang dimaksudkan untuk menikmati, karna melalui pandangan pun akan
menjerumuskan pelakunya dalam kategori zina.


Dari Abu Hurairah radliyallaahu ’anhu, dari Nabi
shallallaahu ’alaihi wasallam bahwasannya beliau bersabda :


كُتِبَ عَلَى ابْنِ أدَمَ نَصِيْبُهُ مِنَ الزِّنَا، مُدْرِكٌُ ذَلِكَ لَا مَحَالَةَ، فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ، وَالْأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الْإِسْتِمَاعُ، وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلَامُ، وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ، وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا، وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى، وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ


”Telah
dituliskan atas Bani Adam bagian dari zina yang pasti ia melakukannya, tidak
bisa tidak. Maka, zina kedua mata adalah melihat (yang diharamkan), zina kedua
telinga adalah mendengar (yang diharamkan), zina lisan adalah berkata-kata
(yang diharamkan), zina tangan adalah memegang (yang diharamkan), zina kaki
adalah melangkah (ke tempat yang diharamkan), hati berkeinginan dan
berangan-angan, dan kemaluan membenarkan itu semua atau mendustakannya”.


Jadi, perintah Allah kepada hambanya baik
laki-laki maupun permpuan untuk menundukkan pandangan tidak lain adalah untuk
menghindari diri dari perbuatan zina sebagaimana telah ditetapkan bahwa zina
kedua mata adalah dengan melihat/memandang (yang diharamkan).


Larangan untuk berdua-duaan. Rasulullah saw.
bersabda :


“Sungguh
tidaklah seorang laki-laki bersepi-sepi (berduaan) dengan seorang wanita,
kecuali yang ketiga dari keduanya adalah syetan.” (HR. at-Tirmidzi)


Hadits ini menegaskan diharamkannya berkhalwat
bagi seorang pria dengan wanita asing atau bukan mahramnya. Karena Nabi saw
melalui syariat ini menginginkan kita menghindari banyak penyakit sosial dan
fisik.


Dalam sebuah penelitian mutakhir, diketahui bahwa
ketika laki-laki yang berkhalwat dengan perempuan yang bukan mahrom yang
memiliki daya tarik tinggi, itu akan memacu meningkatnya hormon kortisol yang
merupakan hormone petanggung jawab terjadinya stress dalam tubuh. Hanya dengan
duduknya seorang laki-laki  selama lima
menit bersama seorang wanita maka laki-laki akan mengalami kenaikan hormone
dengan proporsi tinggi.


Para ilmuwan mengatakan bahwa hormon kortisol
sangat penting bagi tubuh dan berguna untuk kinerja tubuh, tetapi dengan syarat
mampu meningkatkan proporsi yang rendah, jika terjadi peningkatan hormon dalam
tubuh dan berulang terus menerus proses tersebut, maka hal itu dapat
menyebabkan penyakit serius seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi,
diabetes dan penyakit lainnya yang mungkin meningkatkan nafsu seksual.


Melembutkan suara (bagi perempuan) juga sering
terjadi dalam aktivitas pacaran. Padahal Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah
berfirman:


“Maka
janganlah kalian merendahkan suara dalam berbicara sehingga berkeinginan
jeleklah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang
ma‘ruf.” (Al-Ahzab: 32)


Mungkin sebagian kita akan berdalih “ loh, itukan
hanya bersuara ? apa salahnya kalau perempuan itu bersuara, fitrahnya perempuan
memang dengan kelembutannya !”


Ketahuilah, bahwa suara perempuan merupakan aurat
yang dapat menimbulkan fitnah bagi laki-laki. Maka dari itu dalam seni bergaul
islam hal ini sangat diperingatkan kepada wanita agar senantiasa berbicara
seperlunya kepada lawan jenis, dengan tidak melembutkan suara dan menundukkan
pandangan.


Beberapa waktu yang lalu teman saya pernah
menyanggah bahwa pacaran tidak selalu identik dengan hal-hal negative, “saya
pacaran tapi merujuk pada hal-hal yang positif, nyemangatin belajar, jadi punya
temen curhat, ya pokoknya pacaran yang positif lah!”, begitu ucap teman saya.


Kembali pada aspek-aspek pacaran, bagaimana
aktivitasnya saya pastikan ketika dua orang yang  saling mempunyai rasa ketertarikan sehingga
keduanya memutuskan untuk berpacaran, maka aktivitas-aktivitas yang ada di
dalamnya tidak akan terhindar dari hal-hal yang sebelumnya telah saya sebutkan,
seperti: saling memandang, saling bersentuhan, berdua-duaan (khalwat), dan
melembutkan suara bagi perempuan. Setidaknya kalaupun dua orang yang berpacaran
tidak bersentuhan, aktivitas saling memandang dan berkhalwat itu pasti terjadi.


Lantas bagaimana bagi mereka yang berpacaran tapi
tidak pernah bertemu sebelumnya, misalnya mereka hanya saling mengenal lewat
ponsel, komunikasi yang mereka bangun hanya lewat telepon saja ??


Kendati pun komunikasi hanya melalui telepon,
pacaran apapun itu bentuknya tidak akan terhindar dari unsur-unsur zina. Ketika
dua orang yang dimabuk cinta saling berkomunikasi, setuju atau tidak,  pihak wanita pasti akan melembutkan suara,
dan keduanya akan saling bermanja. Perlu kita ketahui bahwa dengan hanya
mendengar suara wanita, itu akan mampu membangkitkan syahwat laki-laki. Maka
dari itu adanya larangan untuk melembutkan suara ketika berbicara dengan lawan
jenis bukanlah tanpa sebab, tapi larangan itu dibuat agar manusia selamat dari
azab Allah yang amat pedih.


Apapun alasan yang dibuat manusia, tetaplah segala
sesuatu yang dilarang Allah itu berarti hukumnya haram dan mengandung banyak
mudhorot. Ada yang beralasan, “kami berpacaran semata-mata karna ingin saling
mengingatkan, dan mengajak kepada kebaikan. Mengingatkan sholat, qiyamul lail
bersama, ngaji sama-sama, itukan positif !”


Ya, aktivitasnya memang positif, tapi niatnya
sudah berbeda. Rajin sholat karena pacar, rajin ngaji karna pacar, qiyamul lail
karna pacar, bukan karna Allah. Lalu kalau sudah putus sama pacar, akankah
ibadah ini akan bertahan ?. 95% tentu tidak, ibadah ini lambat laun akan
menurun, musnah dan bisa jadi seseorang ini justru akan lebih buruk dari
sebelumnya. Ko bisa ? sangat bisa, karna segala sesuatu yang dilakukan bukan
karna Dzat yang Maha Kekal, sifatnya tidak kekal. Ia akan pudar sedikit demi
sedikit karna merasa kehilangan factor pendorong ibadahnya, lantas dalam kurun
waktu tertentu semangat ibadah ini akan hilang sama sekali.


Maka tidak ada alasan bagi seseorang untuk
mengatakan bahwa pacaran itu positif. Lalu bagaimana solusi bagi mereka yang
berpacaran agar tidak dikategorikan zina ?


Solusinya, ya putusin pacar, dan jangan pacaran
lagi. Jika memang sudah siap untuk mempertanggungjawabkan rasa cinta, maka
islam memberikan jalan yang paling tepat dan barokah ialah dengan menikah. Jika
belum mampu menikah maka perbanyaklah berpuasa. Loh apa hubungannya puasa
dengan cinta ?. Nyambung dong! dengan puasa kita mampu mengontrol hawa nafsu,
dengan puasa kita akan lebih terjaga dari hal-hal yang berbau maksiat, dengan
berpuasa kita akan lebih banyak mengingat Allah. Dan dengan itulah Allah juga
akan membantu hamba-Nya yang sungguh-sungguh dalam ketaatan kepada-Nya.


Untuk menjauhkan diri dari dorongan syahwat yang
akan menjerumuskan manusia dalam kemaksiatan, sebenarnya solusinya bukan hanya
dengan berpuasa, bisa dengan membiasakan pola hidup sehat, seperti olah raga.
Dengan olah raga tubuh akan mampu mengontrol hormon-hormon yang bertanggung
jawab terhadap peningkatan syahwat, karna nyatanya meningkatnya syahwat bukan
hanya karna dorongan nafsu syaithan tapi juga karna adanya ketidakseimbangan
hormone yang terdapat dalam tubuh manusia.


Kemudian disusul dengan memperbanyak dzikrullah,
berkumpul dengan orang sholeh, baca qur’an dan maknanya, dan sholat malam. Ko
jadi kaya tombo ati ?


Yup.. bener banget, solusi ini emang diambil dari
5 perkara tombo ati, bukan karna ga punya ide lagi buat nulis tapi segala
bentuk kemaksiatan pasti berakar pada hati yang berpenyakit.  Rosulullah bersabda: “Ingatlah bahwa di dalam
jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika
ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati
(jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).


Jadi jelas segala sesuatu yang ada pada diri kita
bersumber dari hati, jika hati kita baik maka apa yang kita lakukan adalah hal
yang baik, tapi jika hati berpenyakit maka apa yang kita lakukan adalah hal
yang buruk. Maka dari itu 5 perkara tombo ati ini sangat berpengaruh untuk
perbaikan hati yang akan berimbas pada baiknya seluruh jasad. Wallahu a’lam
bishshowab…

“Menginstal Iman Akibat Virus Merah Jambu”

Pernah ngga kamu buka computer hati, dan menemukan sebuah virus yang mengacaukan program-program dan file-file di computer hati kita? Virus yang gimana? Virus yang senantiasa bikin hati tidak tenang, namun suka dan cemburu, tapi cinta. Kalau pernah, pasti virus itu Virus Merah Jambu. VMJ? Apa sih itu ?
Virus Merah Jambu adalah salah satu jenis virus ganas yang mengakibatkan penyakit hati pada diri kita, dapat merambat ke seluruh network tubuh dan sangat sulit dihilangkan. Dari berbagai kasus yang pernah ditemukan, ternyata virus ini banyak ditemukan pada usia-usia remaja sekitar umur belasan tahun. Lebih tepatnya virus ini banyak menjangkiti para ABG yang nggak punya system pertahanan berupa software iman.
Tapi survey juga membuktikan bahwa, walaupun remaja-remaja tersebut mempunyai softwere iman, namun karena jarang membuka file C:\Iman\CintaIlahi.Exe atau file D:\Iman\RajinIbadah.doc yang berada dalam paket software tersebut, maka akhirnya remaja-remaja tersebut terkena juga dengan didahului pertahanan iman yang cenderung turun, dan virus merah jambu menyebar ke seluruh computer hati mereka.
Nah lho, kalo udah begitu, apa yang terjadi? Maka mulailah virus ini bekerja mengacaukan system, program-program, dan file-file kita dengan selalu menampilkan gambar syaithon yang tertawa lebar, gembira melihat kegagalan kita meraih ridlo-Nya. Namun banyak juga yang suka dengan tampilan syaithon tersebut. Yang pada akhirnya virus ini membuat hang pusat system otak syaraf dan akal mereka. Yang kalau itu terjadi, maka virus ini akhirnya dapat mengalahkan system otak syaraf dan akal yang kita miliki. Menomorsatukan cinta pada sesama manusia, sehingga menomorduakan cinta pada Ilahi *Na'udzubillahi min dzalik
Tapi apakah itu semua dapat dicegah? Gimana caranya? Yang mesti kamu lakukan pertama kali, yaitu hilangkan dulu file-file yang dapat menjadi pintu masuk virus ini, misalnya saja cintadunia.lnk. Lalu masukan disket antivirus yang berisi file SyakshiyahIslamiyah.exe yang akan membersihkan sedikit demi sedikit virus cinta sampai ke akar-akarnya (bila file tersebut dijalankan). Kalo antivirus tersebut tidak berhasil, maka kamu perlu menginstall kembali software imanmu. Kamu bisa pergi ke kajian-kajian yang nawarin jasa installer iman. Atau kamu bisa beli disket installer berisi file Aqidah.docx atau ImanKuat.ppt, Kalo udah berhasil diinstal, pastikan computer hatimu bekerja dengan normal kembali. Dan supaya tidak terulang kembali, maka seringlah membuka file dakwah.doc dan ukhuwwah.pdf, agar hati kita senantiasa jernih. aamiin ;-)

BUKTI Kehebatan Alquran

"Sungguh telah dekat hari qiamat, dan bulan pun telah terbelah " (Q.S. Al-Qamar: 1)"
Benarkah peristiwa menakjubkan 14 abad yabg lalu saat Rasulullah dengan izin Allah membelah bulan?. Apapun yang datang dari Allah dan Rasulnya masuk akal atau tidak maka tiada pilihan untuk menolaknya. Karena sebuah penolakan adalah sbuah jawaban sedekat apa Iman kita pada kebenaran itu?. Untaian Risalah berikut smoga bisa menambah keyakinan kita akan sebuah kebenaran,... kebenaran yang mutlak dari-Nya.  
Allah berfirman: "Sungguh telah dekat hari qiamat, dan bulan pun telah terbelah (Q.S. Al-Qamar: 1)" Apakah kalian akan membenarkan kisah yang dari ayat Al-Qur'an ini menyebabkan masuk Islamnya pimpinan Hizb Islami Inggris ??
Di bawah ini adalah kisahnya:<p> </p>Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah ?<p> </p>Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut:<p> </p>Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan di Univ. Cardif, Inggris bagian barat, dan para peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur'an. 
Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya, "Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi [Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah] mengandung mukjizat secara ilmiah ? Maka saya menjawabnya: Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjagkaunya.<p> </p>Dan tentang terbelahnya bulan, maka itu adalah mukjizat yang terjadi pada Rasul terakhir Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi-nabi sebelumnya. Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu. Akan tetapi hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur'an dan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Dan memang Allah ta'alaa benar-benar Maha berkuasa atas segala sesuatu.<p> </p>Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah membelah bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Mekah Mukarramah ke Madinah. Orang-orang musyrik berkata, "Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (mengejek dan mengolok-olok)?" Rasulullah bertanya, "Apa yang kalian inginkan ? Mereka menjawab: Coba belah bulan, .."<p> </p>Maka Rasulullah pun berdiri dan terdiam, lalu berdoa kepada Allah agar menolongnya. Maka Allah memberitahu Muhammad agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Maka Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan, dan terbelahlah bulat itu dengan sebenar-benarnya. Maka serta-merta orang-orang musyrik pun berujar, "Muhammad, engkau benar-benar telah menyihir kami!" Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir, memang benar bisa saja "menyihir" orang yang ada disampingnya akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada ditempat itu. Maka mereka pun pada menunggu orang-orang yang akan pulang dari perjalanan. 
Maka orang-orang Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Mekkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan. Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah, maka orang-orang musyrik pun bertanya, "Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?"Mereka menjawab, "Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dansaling menjauh masing-masingnya kemudian bersatu kembali...!!!"<p> </p>Maka sebagian mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir (ingkar). Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya:
Sungguh, telah dekat hari qiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika melihat tanda-tanda kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, "Ini adalah sihir yang terus-menerus", dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap ....sampai akhir surat Al-Qamar.<p> </p>Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar. Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdiri seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata, "Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai tuan, bolehkah aku menambahkan??"<p> </p>Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab: Dipersilahkan dengan senang hati." Daud Musa Pitkhok berkata, "Aku pernah meneliti agama-agama (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemah makna-makna Al-Qur'an yang mulia. Maka, aku pun berterima kasih kepadanya dan aku membawa terjemah itu pulang ke rumah. Dan ketika aku membuka-buka terjemahan Al-Qur'an itu di rumah, maka surat yang pertama aku buka ternyata Al-Qamar. Dan aku pun membacanya: Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah...<p> </p>Maka aku pun bergumam: Apakah kalimat ini masuk akal?? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali?? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu??? Maka, aku pun menghentikan dari membaca ayat-ayat selanjutnya dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi Allah Yang Maha Tahu tentang tingkat keikhlasam hamba-Nya dalam pencarian kebenaran. Maka aku pun suatu hari duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi diantara presenter seorang Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS.<p> </p>Ketiga pakar antariksa tersebut pun menceritakan tentang dana yang begitu besardalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa, padahal saat yang sama dunia sedang mengalami masalah kelaparan, kemiskinan, sakit dan perselisihan. Presenter pun berkata, " Andai dana itu digunakan untuk memakmurkan bumi, tentulah lebih banyak berguna". Ketiga pakar itu pun membela diri dengan proyek antariksanya dan berkata, "Proyek antariksa ini akan membawa dampak yang sangat positif pada banyak segmen kehidupan manusia, baik segi kedokteran, industri, dan pertanian. Jadi pendanaan tersebut bukanlah hal yang sia-sia, akan tetapi hal itu dalam rangka pengembangan kehidupan manusia.<p> </p>Dan diantara diskusi tersebut adalah tentang turunnya astronot menjejakkan kakiknya di bulan, dimana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar. Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget danberkata, "Kebodohan macam apalagi ini, dana begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?" Mereka pun menjawab, "Tidak, ..!!! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun. Maka presenter itu pun bertanya, "Hakikat apa yang kalian telah capai sehingga demikian mahal taruhannya. Mereka menjawab,<p> </p>"Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali.!!! Presenter pun bertanya, "Bagaimana kalian bisa yakin akanhal itu?" Mereka menjawab, "Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Maka kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, "Hal ini tidak mungkin telah terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali".<p> </p>Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, "Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, "Mukjizat (kehebatan) benar-benar telah terjadi pada diri Muhammad sallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar-benar telah mengolok-olok AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, 100 juta dollar lebih, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin !!!! Maka, agama Islam ini tidak mungkin salah ... Maka aku pun berguman, "Maka, aku pun membuka kembali Mushhaf Al-Qur'an dan aku baca surat Al-Qamar, dan ... saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam.<p> </p>Diterjemahkan oleh: Abu Muhammad ibn Shadiq