Selasa, 23 Desember 2014

Ketahuilah Dimana Allah Dengan 4 Dalil, Bacalah Wahai Kaum Muslimin...!

Ana pernah bertemu dengan Orang Jama'ah Tabligh dimasjid tempat biasa ana shalat Berjama'ah. Selesai shalat salah satu dari mereka mendatangiku dan menasehatiku dg berbagaimacam nasehat (cerita), waktu itu ana diam saja. Setelah orang itu puas memberiku nasehat (cerita) baru ana bertanya, bolehkah ana bertanya 1 pertanyaan saja, kalau saudara bisa menjawabnya dengar benar maka akan aku ikuti semua nasehat yg tadi anda berikan. Silahkan-silahkan, jawabnya. Ana mau bertanya DIMANAKAH ALLAH???, setelah mendengar pertanyaanku si Da'i tsb langsung menjawab, ALLAH ADA DIMANA2. Ana tanya tolong sebutkan 1 dalil saja. si Da'i itu langsung berubah mukanya nampak kebingungan, dan akhirnya ia menjawab saya nggak hafal dalilnya. Terus ana bilang, bukan nggak hafal dalilnya, memang nggak ada dalilnya, karena jawaban saudara ini SALAH.

Inilah sekelumit peristiwa yang pernah ana alami, padahal kalau kita lihat dari penampilan mereka Masya Allah, ibadahnya Rajin, Dakwahnya tak kenal lelah tapi semuanya sia-sia karena mereka beramal tidak diatas ilmu.
Permasalahan yang pokok yaitu TAUHID saja mereka tidak mengetahuinya.
Maka dari itu ketahuilah bahwa seyogyanya seorang mukmin yang terlebih dahulu diketahui/diilmui adalah masalah TAUHID dulu, karena ini merupakan inti Dakwah para Rasul.
Dibawah ini ana sampaikan dalil2 yang seharusnya kaum muslimin mengetahui tentang DIMANAKAH ALLAH, bukan hanya tahu dari Cerita-cerita atau dari kabar burung.

Inilah Pembahasannya:
1. Dalil Al Qur’an
Allah Ta’ala dalam Al Qur’anul Karim banyak sekali mensifati diri-Nya berada di atas Arsyyaitu di atas langit. Allah Ta’alaberfirman yang artinya:
“Allah Yang Maha Pemurah bersemayam di atas Arsy (QS. Thaha: 5)
Ayat ini jelas dan tegas menerangkan bahwa Allah bersemayam di atas Arsy. Allah Ta’alajuga berfirman yang artinya:
“Apakah kamu merasa aman terhadap Dzat yang di langit (yaitu Allah) kalau Dia hendak menjungkir-balikkan bumi beserta kamu sekalian sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang” (QS. Al Mulk: 16)
Juga ayat lain yang artinya:
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik kepada Rabb-Nya dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun” (QS. Al-Ma’arij: 4).
Ayat pun ini menunjukkan ketinggian Allah.
2. Dalil hadits
Dalam hadits Mu’awiyah bin Hakam, bahwa ia berniat membebaskan seorang budak wanita sebagai kafarah. Lalu ia bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menguji budak wanita tersebut. Beliau bertanya: “Dimanakah Allah?”, maka ia menjawab: “ Di atas langit”, beliau bertanya lagi:“Siapa aku?”, maka ia menjawab: “Anda utusan Allah”. Lalu beliau bersabda: “Bebaskanlah ia karena ia seorang yang beriman” (HR. Muslim).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda yang artinya:
“Setelah selesai menciptakan makhluk-Nya, di atas Arsy Allah menulis, ‘Sesungguhnya rahmat-Ku mendahului murka-Ku’ ” (HR. Bukhari-Muslim)
3. Dalil akal
Syaikh Muhammad Al Utsaimin berkata: “Akal seorang muslim yang jernih akan mengakui bahwa Allah memiliki sifat sempurna dan maha suci dari segala kekurangan. Dan ‘Uluw(Maha Tinggi) adalah sifat sempurna dari Suflun (rendah). Maka jelaslah bahwa Allah pasti memiliki sifat sempurna tersebut yaitu sifat ‘Uluw (Maha Tinggi)”. (Qowaaidul Mutslaa,Bab Syubuhaat Wa Jawaabu ‘anha)
4. Dalil fitrah
Perhatikanlah orang yang berdoa, atau orang yang berada dalam ketakutan, kemana ia akan menengadahkan tangannya untuk berdoa dan memohon pertolongan? Bahkan seseorang yang tidak belajar agama pun, karena fitrohnya, akan menengadahkan tangan dan pandangan ke atas langit untuk memohon kepada Allah Ta’ala, bukan ke kiri, ke kanan, ke bawah atau yang lain.
Namun perlu digaris bawahi bahwa pemahaman yang benar adalah meyakini bahwa Allah bersemayam di atas Arsytanpa mendeskripsikan cara Allah bersemayam. Tidak boleh kita membayangkan Allah bersemayam di atas Arsydengan duduk bersila atau dengan bersandar atau semacamnya. Karena Allah tidak serupa dengan makhluknya. AllahTa’alaberfirman yang artinya:
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Allah” (QS. Asy Syura: 11)
Maka kewajiban kita adalah meyakini bahwa Allah berada di atas Arsy yang berada di atas langit sesuai yang dijelaskan Qur’an dan Sunnah tanpa mendeskripsikan atau mempertanyakan kaifiyah (tata cara) –nya. Imam Malik pernah ditanya dalam majelisnya tentang bagaimana caranya Allah bersemayam? Maka beliau menjawab: “Bagaimana caranya itu tidak pernah disebutkan (dalam Qur’an dan Sunnah), sedangkan istawa(bersemayam) itu sudah jelas maknanya, menanyakan tentang bagaimananya adalah bid’ah, dan saya memandang kamu (penanya) sebagai orang yang menyimpang, kemudian memerintahkan si penanya keluar dari majelis”. (Dinukil dari terjemahAqidah Salaf Ashabil Hadits).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar