Sabtu, 06 Desember 2014

FAHAM DULU BARU TSIQOH

Dalam banyak hal, pemahaman memang diperlukan lebih dulu ketimbang yang lain. Ketika seseorang paham kenapa dia melakukan sesuatu, maka proses ketika melakukannya dan hasil yang diharapkan bisa maksimal.

Imam Hasan Al Banna meletakkan paham (Al Fahmu) sebagai poin pertama dalam Arkanul Bai'ah, sementara taat di poin ke 6, dan tsiqoh di poin terakhir. Berlandaskan ini, saya memilih untuk tidak terlalu menuntut ikhwah yang mungkin belum paham untuk tsiqoh. Baik itu memahami mengapa ia harus melakukan suatu hal, terlebih lagi memahami kenapa ia harus taat dan tsiqoh terhadap hal tersebut.

Memberikan pemahaman bukanlah hal yang mudah. Berdiskusi dalam forum pekanan tidaklah cukup untuk menambahkan pemahaman dalam waktu singkat. Penugasan bisa jadi alternatif, jika waktu untuk berdiskusi terbatas. Misalnya baca buku, bikin resume, kultum, dsb.

Tidak bijak, menurut saya, ketika seseorang bertanya, mengapa sesuatu harus dilakukan dan kita menjawab dengan,"Udah... kamu tsiqoh aja!" 

Karena tsiqoh adalah akibat dari pemahaman dan keikhlasan. Tsiqoh yang tidak diiringi kepahaman akan membuat tsiqoh yang tidak benar. Tsiqoh yang bikin capek, ngedumel di belakang, atau menghasilkan barisan 'sakit hati'.

Karena da'wah itu tabiatnya waktunya lama dan tahapannya panjang, maka saya percaya, dengan menanamkan pemahaman yang cukup (meski butuh waktu yang lama) akan melahirkan jundi-jundi yang taat dan tsiqoh dengan sebenar-benarnya.

Jika keadaan 'meminta', maka menurut saya, yang harus dilakukan tetap dengan memberikan pemahaman, hanya saja mungkin harus dilakukan dengan intens dan waskat (pengawasan melekat).


Wallahu a'lam bishshawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar