Sabtu, 06 Desember 2014

TSABAT

Ya (Allah) Yang membolak-balikan hati, teguhkanlah hatiku di atas agamamu
Banyak sekali kita menemukan pemuda yang merindukan saat-saat
pertama yang terpancar padanya gairah hidup, memiliki semangat yang
menggebu-gebu, sangat bersungguh-sungguh melaksanakan sunnah, sangat
jauh dari lingkaran yang haram dan syubhat. Kemudian apa? Jiwa menjadi
tumpul, semangat menjadi kendur, dan setiap pemuda sudah cukup sebagai
salah satu individu di tengah-tengah kaum muslimin. Ini lebih baik
kondisinya dari pada yang berbalik ke belakang memusuhi dakwah,
mengolok-olok para du'at dan mengancam jalannya. Sesungguhnya ia adalah
pertarungan akhir di antara mundur ke belakang dan tetap teguh.
Yang kami maksudkan tsabat (teguh) adalah tetap berada di jalur
petunjuk, konsisten di atas jalan ini, istiqamah di atas kebaikan dan terus
berusaha untuk menambah. Setiap kali seseorang mulai melemah, di sana
ada tingkatan penolong yang tidak menerima penurunan darinya atau kurang
padanya. Dan jika tergelincir tumitnya maka dia langsung bertaubat. Bisa jadi
setelah taubat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Itulah kondisi orang yang
bersifat dengan akhlak tsabat.
Tsabat memiliki beberapa gambaran yang mencakup sisi-sisi kehidupan
seorang muslim, di antaranya tsabat di dalam peperangan sebagaimana
tsabatnya golongan yang banyak bersama para nabi mereka, dan ucapan
mereka adalah:
"Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-berlebihan dalam urusan
kami, dan tetapkanlah pendirian kami, …". (QS. Ali Imran:147)
Dan kelompok yang sabar dengan kepemimpinan Thaluth yang Allah
berfirman tentang mereka:
Tatkala Jalut dan tentaranya telah tampak oleh mereka, merekapun berdo'a:"Ya Rabb kami, tuangkanlah
kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami …". (QS. al-Baqarah:250)
Dalam hal itu merupakan bimbingan bagi setiap mukmin agar berlindung
kepada Allah seraya memohon keteguhan dari-Nya.
Dan Umat ini (kaum muslimin) diseru dengan firman Allah :
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu …(QS.
al-Anfal:45)
Dan termasuk dosa besar dalam agama kita adalah berlari (kabur) dari
peperangan, karena itulah ia termasuk sepuluh wasiat yang diberikan
Rasulullah kepada Mu'adz bin Jabal :

"Hindarilah berlari dari medan perang sekalipun manusia telah binasa,
sekalipun kematian menimpa manusia dan engkau berada di tengah mereka
maka berteguh hatilah."
Karena teguh hati menambah kekuatan kepada orang-orang yang beriman
dan memberikan rasa takut di hati musuh, serta membuat musuh kecewa.
Rasulullah telah menanamkan pengertian ini di hari perang Ahzab sambil
mengangkat tanah, sedangkan tanah mengotori perutnya, dia bersabda:

"Jika bukan karena Engkau niscaya kami tidak mendapat petunjuk, kami tidak
bersedakah dan tidak shalat, maka turunkanlah ketenangan kepada kami,
teguhkanlah pendirian kami jika kami bertemu (musuh), sungguh mereka
berbuat aniaya kepada kami, apabila mereka ingin berbuat fitnah (kekacauan)
kami enggan."

Sesungguhnya tsabat di atas agama cukup menyibukkan seorang
muslim, maka ia banyak berdoa dengannya. Rasulullah  memperbanyak
do'anya:

Ya (Allah) Yang membolak-balikan hati, teguhkanlah hatiku di atas agamamu3
Sungguh Rasulullah  merasa khawatir terhadap dirinya dalam menghadapi
kaum jahiliyah bahwa dia bersikap mudahanah (menjilat/berpura-pura) atau
lemah, karena itulah Rabb kita  berseru kepadanya dengan karunia-Nya
kepadanya agar dia memurnikan loyalitasnya kepada Allah:

Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka.*
kalau terjadi demikian, benar-benarlah, Kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat ganda di dunia ini dan
begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, (QS. al-Isra`:74-75)
Hendaklah para du'at berhati-hati saat menghadapi orang-orang zhalim dari
tergelincirnya pendirian dan goncangnya sikap loyal (kepada Allah ).
Huzaifah mengingatkan para ulama karena mereka adalah panutan:
'Wahai para qari (maksudnya: ulama), istiqamahlah, jika kamu mengambil
jalan kanan dan kiri (menyimpang dari kebenaran), sungguh kamu telah
berada dalam kesesatan yang jauh.'4 Jika kesesatan orang yang berbolakbalik
kanan dan kiri hanya terbatas pada dirinya niscaya perkaranya ringan,
akan tetapi orang lain terpengaruh dengan kesesatannya.
Di antara sarana ahli kitab dalam mengacaukan barisan kaum
muslimin bahwa mereka berpura-pura masuk Islam, kemudian mereka
murtad agar orang lain menjadi murtad bersama mereka:

Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya):"Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman
kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan
ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mu'min) kembali (kepada kekafiran). (QS. Ali Imran
:72)
Maka orang yang beruntung adalah orang yang diberi Allah taufik untuk
tsabat, diakhiri dengan kebaikan dan wafat saat melakukan amal penghuni
surga, hingga Allah memberikan keteguhan padanya saat ditanya.

Jika engkau merenungkan hadits-hadits haudh (telaga) dari shahih
Muslim niscaya engkau mendapatkan bahwa segolongan manusia dihalangi
darinya, sedangkan Rasulullah bersabda: 'Wahai Rabb-ku, para sahabatku.'
Dikatakan kepadanya: 'Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang
mereka perbuat sesudahmu.' Maka Rasulullah berdoa atas mereka: 'Jauh,
jauh, bagi orang yang merubah sesudahku.' Dalam riwayat yang lain dikatakan
kepadanya: 'Demi Allah mereka senantiasa kembali di atas tumit mereka
(murtad).' Ibnu Abi Mulaikah –salah seorang perawi hadits ini- berkata: 'Ya
Allah, kami berlindung kepadamu bahwa kami kembali ke belakang kami
(murtad) atau difitnah agama kami."
Kalimat yang berbunyi: 'mereka senantiasa kembali di atas tumit mereka
(murtad)' mengisyaratkan mundur perlahan serta terus menerus yang
membawa kepada kejatuhan. Kemungkinan susah kembali setelah lama
berlalu. Selamatlah bagi orang yang menemukan dirinya agar tidak tergelincir
kakinya setelah teguhnya.
Kita banyak menemukan do'a-do'a yang mengfokuskan pengertian
tsabat, di antaranya do'a Abdullah bin Mas'ud :

"Ya Allah, aku aku memohon kepadamu iman yang tidak kembali (kepada
keyakinan sebelumnya) dan nikmat yang tidak sirna…"
Syaddad bin Aus berkata: 'Rasulullah mengajarkan kepada kami
beberapa kalimat yang kami berdoa dengannya di dalam shalat kami: 'Ya
Allah, sesungguhnya aku memohon kepadamu keteguhan hati dalam perkara,
dan aku memohon petunjuk yang kuat.'
Di antara gambaran tsabat di dalam fitnah: sabar di hari-hari yang
pahit yang digambarkan oleh Rasulullah dengan sabdanya:

"Sabar padanya seperti menggenggam bara api."

Dalam riwayat yang lain: 'Akan datang suatu masa, orang yang sabar padanya
di atas agamanya bagaikan orang yang menggenggam bara api.'
Siapakah yang bisa teguh pendiriannya sambil memegang bara api? Karena
itulah Rasulullah memberikan kabar gembira bahwa orang yang teguh dari
mereka sama dengan pahala lima puluh (50) orang sahabat:

"Sesungguhnya di belakangmu ada hari-hari yang pahit, bagi yang berpegang
padanya di hari itu sama dengan pahala lima puluh (50) orang darimu."
Fitnah terberat yang dihadapi kaum muslimin adalah saat keluarnya
Dajjal dan berbuat kerusakan di kanan dan kiri, maka wasiat utama
Rasulullah yang diberikan kepada umatnya saat itu adalah: 'Wahai hambahamba
Allah, teguhkanlah pendirianmu.'10 Dan di antara gambaran tsabat
yang terpenting adalah kontinyu dalam taat ibadah, maka yang diminta dalam
sebagiannya adalah terus menerus atasnya. At-Tirmidzi meriwayatkan:

"Barangsiapa yang menekuni shalat sunnah dua belas (12) rekaat niscaya
Allah membangun rumah untuknya di surga."
Dalam riwayat Muslim, Ummu Habibah (yang meriwayatkan hadits) berkata:
Amr bin Aus dan Nu'man bin Tsabit (termasuk yang meriwayatkan hadits)
berkata: 'Aku tidak pernah meninggalkannya sejak mendengarnya.'
Aisyah radhiyallahu 'anha bercerita tentang Rasulullah : 'Agama
(ibadah) yang paling disukai beliau adalah yang ditekuni oleh pelakunya.'
Dan dalam riwayat Muslim juga: 'Apabila Aisyah radhiyallahu 'anha
melakukan satu ibadah, ia menekuninya.'
Ketika Rasulullah ditanya: 'Ibadah apakah yang paling disukai Allah? Beliau menjawab, 'Yang paling ditekuni, sekalipun sedikit.' Dan apabila yang aku tidak bertanya lagi kepada seseorang sesudahmu.' Beliau bersabda:
Katakanlah: Aku beriman kepada Allah kemudian istiqamah."
Ringkasan:
- Kebanyakan pemuda tidak bisa meneruskan semangatnya di
permulaan.
- Di antara gambaran tsabat:
1. tsabat dalam menghadapi musuh.
2. tsabat di atas agama Allah.
3. tsabat di atas istiqamah.
4. tsabat di hari-hari fitnah.
- orang yang tidak teguh bisa mengacaukan manusia karena tidak
tsabatnya.
- Hakikat islam adalah iman dan tsabat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar