Sabtu, 06 Desember 2014

Dakwah dianggap BERAT?

Kok serius banget? Fresh sajalah. Begini, mari kita buka cakrawala baru bahwa dakwah jangan dianggap beban agar langkah sumringah. Lihatlah sebagai tantangan yang mengasyikkan untuk mendapatkan bidadari pilihan. Iya kan? Lihatlah wajah cerah perindu hidayah. Saksikan senyum merekah mereka yang tergugah. Berbahagialah karena bisa memasukkan kegembiraan kepada orang beriman dengan surga sebagai balasan. 
"Barangsiapa memasukkan kegembiraan kepada satu keluarga Muslim, Allah tidak akan ridha untuknya balasan yang lebih rendah dari surga." (HR.Thabrani)Awal dakwah emang berat, but endingnya nikmat. Sulit, justru ini yang bikin melejit. Mau melangkah susah, justru disitu full barokah. Repot di dunia tak apa asal di akirat selamat. Iya kan?

Dakwah adalah panggilan hati, aktivitas yang dicari. Bahagia rasanya bisa memelopori kebaikan, mengispirasi yang patah hati, membimbing yang tersesat dan menunjuki yang bingung. Semangat memberi yang menyalakan nyali untuk terus berbenah diri. Sebab, "Bagaimanapun juga, seorang pendidik harus mempunyai tempat yang mulia dan tinggi pada diri setiap orang yang dididiknya, sehingga segala yang diinginkan oleh pendidik mendapat tanggapan yang istimewa dalam diri mereka dan mereka pun malu untuk melanggar batas-batas penghormatan ini," kata Sayyid Quthb.

Perkenankan daku yang dhoif dan miskin ilmu ini berbagi, menawarkan solusi agar generasi Qur'ani tidak layu dan mati, parkir dan berhenti, dan keluar dari ring tarbawi. saya berharap ini menginspirasi engkau menjadi pribadi yang unggul: M.B.A. (Murobbi Banyak Akal; Mutarobbi Banyak Aktivitas), S.Pd. (Sosok Penuh Dedikasi), S.H. (Sosok Huebat), S.Si(Senantiasa Sebarkan Ilmu), M.Sc. (Murobbi Sukses dan Cekatan), M.H. (Murobbi Huebat), dan Ph.D. (Pakar halaqah dan Daurah).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar