Sabtu, 06 Desember 2014

Masih pantaskah kita?

Bismillahirahmanirahim.
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim” (QS Fushshilat [41]: 33)
Sebuah catatan kecil coba kutorehkan dalam keheningan malam, mengharapkan seberkas cahaya iman melalui relung hati ini.
Ketika melihat fenomena-fenomena yang terjadi di kalangan aktivis dakwah pelajar saat ini. Terlihat sebuah degradasi,baik secara kuantitas maupun kualitas. Aktivis-aktivis Rohis terlihat semakin kehilangan taji mereka. Berbagai masalah yang pelik, dan terkadang masalah yang ada itu-itu saja tapi tidak juga menemukan sebuah solusi real yang mampu memutuskan tali permasalahan itu, sehingga dakwah bisa menjadi jalan di tempat atau malah mundur dari tahun ke tahun. Ya, suasana ketika pertama kali  menjadi ADS/ADK, sungguh kontras dengan kondisi sekarang. Entah apa yang terjadi. ADS/ADK” yang seharusnya mampu mewarnai lingkungan nya justru sekarang mulai terwarnai oleh lingkungannya.
Sebuah renungan untuk kita.
“Masih pantaskah kita menyebut diri kita aktivis dakwah ketika shalat jama`ah kita masih berantakan?
Masih pantaskah kita menjadi penegak dakwah ketika tilawah-tilawah kita masih sedikit?
Masih pantaskah kita memegang amanah ini ketika tidak mendirikan shalat di sepertiga malam terakhir kita?
Masih pantaskah kita mendapat gelar “anak rohis” ketika masih sulit menjaga hijab dengan lawan jenis?
Masih pantaskah kita menegakkan panji agama-Nya ketika masih bercanda berlebihan?
Terlalu sibukkah kita mengurus kegiatan-kegiatan Rohis sehingga lupa meningkatkan kualitas ibadah kita kepada-Nya?
Terlalu seringkah kita mengucapkan “Allahughoyatuna” sehingga melupakan tilawah yang maksimal?
Terlalu padatkah jadwal dakwah kita sehingga kelelahan dan lalai menjalankan Qiyamul Lail?
Apakah kita pikir ketika sukses menjalankan suatu acara maka kita bisa dikatakan SUKSES BERDAKWAH?
Belum Tentu ! Acara yang kita bisa bilang sukses belum tentu sukses di mata ALLAH !”
Oleh karena itu, bolehlah kita sibuk dengan aktivitas dakwah kita, tapi jangan lupa dengan kewajiban lain.
Tingkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah, lalu sebarkan mulai dari keluarga, dan teman terdekat.
Jangan sampai ketika di akhirat sana kita di benci oleh Allah karena mengatakan apa-apa yang tidak kita kerjakan. (Q.S. As-saff : 2-3 )
Wallahu `alam bi showab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar